Jumat, 13 Oktober 2017

Geomorfologi Sumatera Utara




Geomorfologi Regional
            Van bemmelen ( 1949 ) membagi fisiografi Sumatera Utara secara umum menjadi lima zona, yaitu :
1.      Zona struktur blok pegunungan yang umumnya terdiri dari batuan Pra- Tersier Bawah dan Tersier Bawah pada bagian tengah, barat, dan selatan Sumatera Utara.
2.      Zona depresi dan graben yang sebagian besar di tempati oleh batuan Pra- Tersier dan Tersier bawah pada bagian tengah Sumatera Utara.
3.      Zona embayent meulabon dan singkil pada sisi barat Sumatera Utara, umumnya terdiri dari batuan Pra- tersier.
4.      Zona kaki bukit dan dataran rendah, yaitu zona yang menempati bagian utara dan timur daerah Sumatera Utara, umumnya didominasi oleh batuan yang berumur Tersier dan kwarter.
5.      Zona kompleks vulkanik muda, terdiri dari batuan produk gunung api berumur Plio- plistosen.

Menurut N.R. Cameron,dkk ( 1982 ),
pada peta geologi lembar Medan membagi fisiografi Sumatera Utara menjadi 7 ( tujuh ), yaitu :

1.      Dataran rendah bagian timur ( The Eastern Lowland )
2.      Kaki perbukitan pantai timur ( The East Coast Foothill )
3.      Dataran tinggi berastagi ( The Berastagi Highland )
4.      Plato Kabanjahe ( The Kabanjahe plateu )
5.      Jajaran barisan bagian timur ( The Eastern Barisan range )
6.      Depresi Alas – Renun ( The Alas – Renun Depression )
7.      Jajaran barisan bagian tengah ( The Central Barisan Range )

1.      Dataran Rendah Bagian Timur ( The Eastern Barisan Range )
Dataran rendah bagian timur terletak dibagian timur laut peta yang merupakan produk dari gunung api muda yaitu tufa toba dengan ketinggian berkisar 100 meter. Pola aliran sungai yang berkembang terutama pola aliran dendritik dan trellis yang dikontrol oleh struktur kekar dan rekahan sebagai akibat dari rendahnya daerah maka cendrung berlumpur seperti dibagian utara Binjai, Pangkalan Berandan dan terus ke Tenggara yaitu Sungai Belawan.
2.      Kaki Perbukitan Pantai Timur ( The East Coast Foothill )
Gambaran secara umum keadaan fisiografi pulau Sumatera agak sederhana. Fisiografinya dibentuk oleh rangkaian Pegunungan Barisan di sepanjang sisi baratnya, yang memisahkan pantai barat dan pantai timur. Lerengnya mengarah ke Samudera Indonesia dan pada umumnya curam. Hal ini mengakibatkan jalur pantai barat kebanyakan bergunung-gunung kecuali dua ambang dataran rendah di Sumatera Utara (Melaboh dan Singkel/Singkil) yang lebarnya ±20 km. Sisi timur dari pantai Sumatra ini terdiri dari lapisan tersier yang sangat luas serta berbukit-bukit dan berupa tanah rendah aluvial.
3.      Dataran tinggi berastagi ( The Berastagi Highland )
Dataran tinggi Berastagi menempati bagian sebelah timur dari dataran rendah ke arah Selatan, sebahagian besar terdiri dari puncak puncak dengan ketinggian berkisar 1500 meter dengan ketinggian mencapai Sinabung (2451 meter) dan gunung Sibayak (2212) dari permukaan laut.
Pola aliran yang berkembang adalah pola aliran radial yang menyebar dari puncak puncak ketinggian. Sungai pada daerah aliran ini memotong lembah lembah yang dalam. Pada bagian Timur Sungai Wampu terbentuk “Karst Tofografi” pada batu gamping yang berumur Perm.
4.      Plato Kabanjahe (The Kabanjahe Plateu)
Merupakan daerah hutan dengan relief pegunungan dengan litologi satuan Tufa Toba dan morfologi bergelombang lemah menuju arah sebelah Timur dengan ketinggian 600 meter serta ke arah Barat Daya dengan ketinggian 1300 meter. Terdapat beberapa pegunungan yang mengelilingi Plato ini yang berangsur angsur menipis ke arah barat laut dan menjadi bagian yang sempit dengan litologi Tufa yang menyebar ke pegunungan Barisan. Pola pengaliran umumnya terbentuk konsekuen dengan ciri khas adanya lembah lembah yang sempit dan tidak teratur.
5.      Jajaran Barisan Bagian Timur (The Eastern Barisan Range)
Menempati bagian Timur yang ditumbuhi hutan lebat dengan tofografi tidak rata. Litologi bersifat resisten yang berumur Para Tersier seperti Metawacke dari formasi Bahorok, ini berkembang dari kaki bukit sebelah timur dan berbatas  25 km menuju Barat dari depresi Alas Renun. Pola aliran bersifat Dendritik yang dikontrol oleh Patahan dan Rekahan pada batuan, puncak yang tertinggi adalah Gunung (302 meter) terletak di sebelah Barat laut.
6.      Depresi Alas Renun (The Alas Renun Depression)
Terbentuk sepanjang jalur sesar yang memotong peta pada arah Barat laut Tenggara dengan panjang lebih kurang 70 km, lebar dari Kutacane Braben. Bagian Alas Renun Depresi yang terletak antara 80-200 meter.
7.      Jajaran Barisan Bagian Tengah (The Central Barisan Range)
Menempati hampir seluruh lembar peta yaitu sebelah Barat dari Depresi Alas renun. Memiliki ketinggian mencapai 3050 meter dengan arah Barat laut. Sebagai batuan dasar adalah batuan yang berumur Para Tersier terbentuk Plato dan bagian atas dari Lau Mamas dan Selatan dari Lau Bekiung, sedangkan ketinggiannya berkisar 100 meter. Pola pengalirannya umumnya paralel dengan arah Barat Daya yang terletak pada bagian Timur Laut jalur Barisan. Pola pengaliran tersebut dikontrol oleh struktur sesar yang dapat dilihat pada Lau Seruai dengan jenis  sungai antecedan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jam Biologis Tubuh

Jam biologis manusia bekerja sepanjang waktu. Setiap hormon atau zat kimiawi tubuh bekerja pada jam-jam tertentu yang sudah pasti. Berp...