- PENDAHULUAN
Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu rangkaian upaya yang dilakukan terus
menerus untuk mencapai suatu tingkat kehidupan masyarakat yang sejahtera. Sejalan
dengan semakin pesatnya pembangunan dan dimulainya era perbaikan di segala
bidang, baik industri, perdagangan maupun pariwisata tentunya akan disertai
dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, perkantoran dan
sebagainya.
Untuk menunjang pembangunan tersebut, diperlukan berbagai data dan
informasi, salah satunya adalah data geologi teknik. Data geologi teknik,
memberikan informasi mengenai kekuatan serta karakteristik lapisan tanah/batuan
yang berguna di dalam perencanaan dan penataan ruang. Selain itu akan sangat
membantu pemerintah daerah dalam mengontrol pembangunan fisik di daerahnya.Data
dan informasi geologi teknik tersebut dapat diperoleh dengan cara melakukan
pemetaan maupun penyelidikan geologi teknik.
Dengan tersedianya data geologi teknik pada suatu daerah yang akan
dikembangkan, diharapkan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pengembangan
wilayah maupun perencanaan konstruksi bangunan teknik dapat dihindarkan atau
diperkecil.
- MAKSUD DAN TUJUAN
Pemetaan dan penyelidikan geologi teknik ini dimaksudkan untuk mengumpulkan
berbagai data dan informasi geologi teknik permukaan dan bawah permukaan yang
mencakup: sebaran serta sifat fisik tanah/batuan, kondisi air
tanah, morfologi dan bahaya beraspek geologi. Hasil pemetaan
dan penyelidikan diharapkan dapat berguna sebagai data dasar dalam menunjang
perencanaan pembangunan maupun penataan ruang di daerah.
- METODOLOGI
Metoda yang digunakan dalam melakukan pemetaan dan penyelidikan geologi
teknik adalah metoda kualitatif dan kuantitatif. Metoda kualitatif yaitu
melaksanakan pengamatan lapangan, pengukuran struktur, diskripsi sifat
fisik dan keteknikan tanah/batuan, kondisi keairan, dan menginventarisasi
kebencanaan geologi yang ada. Metoda kuantitatif yaitu melakukan
perhitungan dan analisis seperti daya dukung, kemantapan lereng, kompresibilitas
dan perosokan tanah.
- LINGKUP PEKERJAAN PEMETAAN/PENYELIDIKAN GEOLOGI TEKNIK
Lingkup
pekerjaan ini dapat dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu:
- Perencanaan
- Pekerjaan Lapangan
- Pekerjaan Laboratorium
- Analisis dan evaluasi data
- Penyusunan laporan
4.1
Perencanaan
Kelancaran suatu kegiatan, sebagian besar ditentukan selama tahap perencanaan.
Tahap perncanaan ini perencanaan sebelum ke lapangan dan perencanan
selama di lapangan.
- Perencanaan sebelum ke lapangan
Perncanaan
ini meliputi hal-hal yang sangat mendasar sebelum tim berangkat ke lapangan,
yang menyangkut:
- masalah administrasi, konsolidasi personalian tim, kesiapan transportasi dan peralatan lapangan, serta keperluan-keperluan lain untuk pekerjaan pujian di lapangan
- Pengumpulan data lapangan yang telah ada atau laporan dari penyelidik terdahulu.
- Penyiapan peta dasar baik peta topografi maupun foto udara dengan skala yang disesuaikan dengan maksud dan tujuan pemetaan/penyelidikan.
- Perencanaan selama di lapangan
Merupakan
perencanaan yang dilakukan di base camp sebelum melakukan pemetaan/penyelidikan
geologi teknik. Sebaiknya sebelum kegiatan dilakukan, terlebih dahulu dilakukan
penyelidikan pendahuluan (reconnaise) dengan maksud untuk mengenal medan,
situasi daerah dan kebiasaan-kebiasaan penduduk yang berada di daerah
pemetaan/penyelidikan.
Dari
hasil penyelidikan pendahuluan baru direncanakan kegiatan selanjutnya secara
lebih terarah, yaitu dengan membuat rencana lintasan.
4.2
Pekerjaan Lapangan
4.2.1
Pemetaan Geologi Teknik
a.
Morfologi dan kemiringan lereng
Meliputi kondisi bentang alam beserta unsur-unsur geomorfologi lainnya,
penafsiran genesa morfologi dan perkembangan geomorfologi yang mungkin akan
terjadi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan bentuk lembah, pola aliran
sungai, sudut lereng, pola gawir dan bentuk-bentuk bukit. Morfologi atau
bentang alam seperti tampak pada saat sekarang ini merupakan hasil kerja dari
sistem alam, yaitu proses-prosesdalam bumi (geologi, volkanisme) dan
proses-proses luar (air permukaan, gelombang, longsoran, tanaman, binatang
termasuk manusia).
Morfologi sangat penting dalam hubungannya dengan pelaksanaan pembangunan,
yaitu untuk mengetahui karakteristik bentang alamnya seperti kemiringan lereng
dalam kaitannya dengan jangkauan optimum sudut lereng untuk keperluan
kesampaian lokasi dan operasional kendaraan pengangkut bahan bangunan, sampah
dan tataguna lahan pada saat ini.
b.
Satuan Tanah dan batuan
Satuan tanah dan batuan memberikan informasi mengenai susunan atau urutan
stratigrafi dari tanah dan batuan secara vertikal maupun horisontal. Untuk itu
perlu dilakukan pemerian sifat fisik dan keteknikan tanah/batuan yang dapat
diamati langsung di lapangan secara megaskopis.
Penyusunan satuan geologi teknik dilakukan dengancara pengelompokan tanah dan
batuan yang mempunyai sifat fisik dan keteknkan yang sama atau mendekati sama.
- Struktur Geologi
Meliputi
pemerian jurus dan kemiringan lapisan batuan, kekar, rekahan, sesar, lipatan
dan ketidak selarasan. Data ini sangat penting dalam pekerjaan pembangunan
infrastruktur guna menghindari atau memecahkan permasalahan yang dapat terjadi.
Intensitas
kekar atau retakan, tingkat kehqncuran batuan yang diakibatkan oleh adanya
sesar terutama bila dijumpai sesar aktif maupun perselingan lapisan batuan yang
miring adalah merupakan zona lemah yang dapat menimbulkan permasalahan,
misalnya longsoran.
- Keairan
Pengamatan yang perlu dilakukan meliputi kedalaman muka air tanah bebas, sifat
korosifitas air tanah dan munculnya mata air atau rembesan yang dapat
mempengaruhi perencanaan konstruksi pondasi bangunan. Apabila dianggap perlu
diambil contoh air tanahnya untuk diuji di laboratorium, guna mengetahui
tingkat korosivitasnya.
- Bahaya Geologi
Meliputi pengamatan dan penilaian tentang ada tidaknya bahaya yang mungkin
dapat terjadi sebagai akibat dari faktor geologi. Identifikasi bahaya geologi
sangat erat kaitannya dengan pembangunan infrastruktur, karena dikhawatirkan
akan menjadi kendala atau hambatan selama pembangunan maupun pasca pembangunan,
antara laian struktur sesar aktif, gerakan tanah/batuan, banjir bandang,
ambblesan tanah/batuan, bahaya kegunung apian, erosi dan abrasi, kegempaan,
Tsunami, dan lempung mengembang.
4.2.2
Penyelidikan Geofisika
Metoda geofisika dimaksudkan untuk mengetahui secara garis besar gambaran
keadaan geologi bawah permukaan, yaitu : satuan-satuan tanah/batuan;
batas-batas satuan tanah/batuan baik secara horizontal maupun vertical, dan
gejala-gejala geologi seperti patahan, daerah rekahan, kandungan air tanah dan
lain-lain.
Penggunaan penyelidikan geofisika ini banyak mengandung keuntungan-keuntungan,
antara lain:
- Mendapatkan gambaran keadaan bawah permukaan di daerah yang luas dalam waktu yang pendek.
- Memudahkan membuat intrepetasi penampang geologi
- Memperkecil jumlah titik-titik pengeboran, karena akan mempermudah korelasi antara titik-titik pengeboran.
- Membuat lebih effisien dan memperkecil biaya penyelidikan
Metoda
geofisika yang telah dikembangkan untuk maksud keteknikan, antara lain: Metoda
seismik, geolistrik dan metoda electromagnetic subsurfaca profiling/Radar
(Radio Detecting and Ranging) Sounding.
- Metoda Seismik
Metoda
ini umumnya dilakukan mulai dari studi pendahuluan hingga studi kelayakan. Pada
studi pendahuluan metoda ini dilakukan untuk mengetahui kondisi
perlapisan tanah dan batuan serta struktur geologi yang akan dibangun
secara makro, sehingga dalam studi kelakyakan akan dapat dilakukan dengan baik
orientasi pekerjaan yang akan dilakukan, seperti:
- Penentuan lokasi dan jumlah bor inti yang akan dilaksanakan
- Penentuan jumlah contoh yang akan diambil
- Pembuatan penempang geologi teknik/geoteknik khususnya dalam pembuatan korelasi stratigrafi antar titik bor
- Penentuan ketelitian penyelidikan terutama pada daerah-daerah yang diperkirakan mempunyai potensi struktur geologi yang membahayakan
- Penentuan lokasi-lokasi struktur bangunan
- Metoda Geolistrik
Dalam metoda ini arus listrik dialirkan di tanah melalui elektroda-elektroda
dan perbedaan potensial diukur diantara dua buah elektroda. Perbedaan
dalam tahanan jenis kemudian dapat diukur baik vertikal maupun lateral dengan
menukar susunan elektroda.
Metoda
ini memberikan data stratigrafi, cadangan kuari, kedalaman muka airtanah maupun
kedudukan lapisan pembawa air tanah, pola retakan dan indikasi bidang longsor.
- Metoda Electromagnetic Subsurfaca Profiling/Radar
(Radio Detecting
and Ranging) Sounding.
Metoda
ini merupakan cara yang paling cepat untuk membuat penempang bawah permukaan.
Metoda ini akan mendeteksi kondisi bawah permukaan dengan cara memancarkan spectrum/gelombang
electromagnetis ke formasi tanah/batuan yang kemudian akan diterima oleh
alat receiver yang diseret dibelakang alat pemancarnya (transmitter).
Dari hasil pengujian diperoleh profil intasan dan dapat langsung diinterpretasikan
di lapngan.
Kenampakan
yang dapat dengan mudah dideteksi, antara lain: Jenis dan perlapisan
tanah/batuan, adanya ruang kosong (lubang) di bawah tanah, sisa-sisa pondasi,
ketebalan lapisan aspal.
4.2.3
Pengujian keteknikan tanah dan batuan
Pengujian lapangan terhadap sifat fisik dan mekanik tanah maupun batuan seperti
konsistensi, kepadatan dan plastisitas tanah, kekerasan dan kekompakan batuan
dicatat pada kolom diskripsi tanah dan batuan pada setiap penampang pengeboran
inti (teknik) dan pengeboran tangan.
4.2.4
Pengambilan contoh tanah dan batuan
Pengambilan contoh tanah dan batuan dilakukan untuk pengujian laboratorium
mekanika tanah dan batuan (Lab. Mektanbat), yaitu berupa Contoh tanah tak
terganggu (undisturbed samples) dan contoh tanah terganggu (disturbed
samples).
- Contoh tanah tak terganggu (undisturbed samples)
Contoh
tanah tidak terganggu adalah suatu contoh yang masih menunjukan sifat-sifat
aslinya, artinya contoh-contoh ini tidak mengalami perubahan dalam struktur,
kadar air (water content), atau susunan kimia. Namun demikian contoh
yang benar-benar asli tidaklah mungkin untuk diperoleh, akan tetapi dengan
teknik pelaksanaan sebagaimana mestinya dan cara pengamatan yang tepat, maka
kerusakan-kerusakan terhadap contoh bisa dibatasi sekecil mungkin. Contoh tanah
tidak terganggu dapat diambil memakai tabung contoh (tube sample), core
barrels, atau mengambilnya secara langsung dengan tangan, sebagai contoh dalam
bentuk bomgkah-bongkah (block samples).
- contoh tanah terganggu (disturbed samples).
Contoh
tanah terganggu diambil tanpa adanya usaha yang dilakukan untuk melindungi
struktur asli dari tanah tersebut. Contoh tanah terganggu ini dapat dipakai
untuk segala penyelidikan yang tidak memerlukan contoh asli (undisturbe
samples), seperti ukuran butir, batas-batas atterberg, pemadatan, berat
jenis dan sebagainya.
Untuk contoh batuan dapat berupa pengambilan batu setempat (hand spacement)
pada batuan utuh (intact rock) dan pengambilan batu yang terdapat bidang
ketidak sinambungan (discontinuity) pada massa batuan (rock mass)
apabila banyak dijumpai retakan, rekahan (heavy broken rocks).
4.2.5
Pemetaan sebaran bahan bangunan
Untuk identifikasi lokasi-lokasi yang berpotensi sebagai sumber bahan bangunan.
Secara kasar (megaskopis) harus dilakukan diskripsi terhadap sifat fisik dan
keteknikan bahan bangunan guna mengetahui perkiraan kualitas bahan bangunan
serta taksiran besarnya cadangan. Apabila memungkinkan dilakukan pengukuran dan
pembuatan beberapa penampang guna memperkirakan volume (kuantitas) cadangan.
4.2.6
Pengeboran tangan
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengetahui ketebalan lapisan tanah, urutan
jenis lapisan tanah bawah permukaan dan konsistensi serta kepadatan relatif
tanah. Kedalaman maksimum 10 m atau dihentikan setelah mencapai lapisan bawah
permukaan yang keras. Pekerjaan pengeboran tangan dilakukan sesuai dengan
kebutuhan dan hasilnya disajikan pada penampang bor/log pemboran tangan.
4.2.7
Pengeboran teknik / inti
Dalam pekerjaan pemetaan untuk keperluan suatu proyek vital / strategis
diharuskan melakukan pekerjaan pengeboran teknik / inti. Pekerjaan ini
dimaksudkan untuk mengetahui ketebalan lapisan tanah dan batuan, urutan jenis
lapisan batuan bawah permukaan dan konsistensi serta kepadatan relatif tanah,
kekerasan dan kepadatan batuan. Kedalaman maksimum 60 m, pengujian N-SPT dan
pengambilan contoh tidak tergangguPengeboran teknik / inti akan dilakukan
sesuai kebutuhan dan hasilnya disajikan pada penampang bor atau log pengeboran
teknik dan diusahakan dibuat korelasi penampang bor untuk mengetahui kondisi
bawah permukaan dapat diwujudkan dalam diagram pagar.
4.2.8
Pengujian SPT (Standar Penetration Test)
Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan atau perlawanan tanah/batuan
terhadap penetrasi tabung SPT atau tabung baja sehingga akan diperoleh jumlah
pukulan untuk memasukan tabung SPT tersebut sedalam 30 cm ke dalam tanah yang
masih belum terganggu atau diperoleh nilai SPT (N).
Dengan melihat pada nilai SPT akan dapat diperkirakan kondisi batas tanah dan
lapisan keras serta dapat dikorelasikan dengan sifat-sifat maupun variasi tanah
yang diuji. Hasil pengujian akan berguna dalam perencanaan letak dan jenis pondasi.
4.2.9
Pekerjaan sondir
Pekerjaan ini dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras,
menentukan lapisan-lapisan tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan daya lekat
tanah berbutir halus, tidak boleh digunakan pada daerah aluvium yang mengandung
kmponen berangkal dan kerakal, karena hasilnya akan memberikan indikasi lapisan
tanah keras yang salah.Alat sondir yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaan
lapangan ini adalah alat sondir hidrolik atau mekanik (manual) dengan
kapasitas maksimum 2,5 ton 5 ton maupun 10 ton yang dilengkapi dengan ujung
penetrometer / sondir bikonus (friction sleeve).
Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm, pekerjaan sondir
dihentikan apabila pembacaan pada manometer berturut-turut menunjukkan harga
> 150 kg/cm2. Alat sondir terangkat apabila pembacaan manometer belum
menunjukkan angka maksimum, maka alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakan
pada baja kanal jangkar.Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau perlawanan
penetrasi konus dan jumlah hambatan pelekat (JHP). Grafikmyang dibuat adalah
perlawanan penetrasi konus (qc) pada tiap kedalaman dan jumlah hambatan
pelekatsecara komulatif.
Namun
demikian ada beberapa kelemahan atau kekurangan dalam uji sondir, yaitu:
- Tidak didapatkannya sample tanah
- Kedalaman penetrasi terbatas
- Tidak dapat menembus kerikil atau lapisan pasir yang padat
4.2.10
Pengujian langsung di lapangan (in situ test)
Pengujian langsung di lapangan antara lain: pocket penetrometer test, uji geser
baling, permeabilitas. Sedangkan pada batu dapat dilakukan pengujian beban
titik (point load test), kekerasan batuan dengan (Schmidt Hammer Test)
atau menggunakan palu geologi.
- Pocket Penetrometer Test
Pengujian
ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan tanah, yaitu dengan cara menekan atau
menusukan alat penetrometer kedalam tanah, maka akan didapat besaran kekuatan
tanah dalam satuan kg/cm2.
- Uji Geser Baling
Pengujian
ini dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan geser tanah lempung, umumnya pada
tanah lempung lunak dengan hasil yang diperoleh merupakan nilai kekuatan geser
dalam kondisi tidak terdrainase.
- Uji Permeabilitas tanah
Pengujian
ini dimaksudkan untuk mengetahui koefisien permeabilitas tanah (k) langsung di
lapangan dengan media lubang bor. Metoda pengujian ada beberapa cara, antara
lain:
- Pengujian Constan Head
- Pengujian Falling Head
- Pengujian Packer
- Pengujian Lugeon
- Point Load Test
Pengujian
ini dimaksudkan untuk mengetahui/mengukur kekuatan batuan dengan dengan bentuk
tidak beraturan atau beraturan.
- Schmidt Hammer Test
Pengujian untuk mengukur kekerasan batuan di lapangan. Hasil dari pengujian
tersebut, dimasukan dalam grafik kurva akan memberikan nilai
kuat tekan batuan.
4.2.11
Pendugaan Dinamis (dengan alat DCP)
Pendugaan dinamis atau dikenal dengan DCP (Dynamic Cone Penetrometer
dikembangkan oleh TRRL (Transport and Road Research Laboratory).
Umunya alat ini digunakan pada perencanaan jalan raya dan konstruksi berupa
timbunan (embankment) dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:
- Untuk mengetahui ketebalan lapisan dangkal dari tanah lunak atau kedalaman sampai batuan.
- Untuk pengukuran (dengan cepat) sifat-sifat struktur jalan yang sudah ada (existing) dengan konstruksi lapisan perkerasan jalan raya yang materialnya lepas (tak terikat)
- Untuk menentukan daya dukung tanah dangkal secara cepat, pada perencanaan jalan, baik jalan raya maupun jalan inspeksi (pada tanggul saluran irigasi).
Alat
ini dapat mengukur sedalam 80 cm secara menerus atau maksimum 120 cm, dimana
batas-batas lapisan perkerasan yang mempunyai kekuatan berbeda sudah
diidentifikasi dan ketebalan lapisan telah diketahui.
4.3.
Pekerjaan Laboratorium
Pekerjaan laboratorium merupakan kelanjutan dari pekerjaan lapangan. Pekerjaan
ini dimaksudkan untuk memperoleh parameter sifat keteknikan tanah dan batuan
guna menunjang dalam melakukan analisis geologi teknik berdasarkan standard
ASTM.
Jenis
pengujian untuk contoh tanah meliputi:
- Pengujian Basic Properties terdiri dari:
a.
Kadar air
(Wn)
ASTM. D.2217-71
b.
Berat Jenis
(Gs)
ASTM.D.854-72
c.
Berat Isi /density
(γ)
ASTM.D.4718
Pengujian Index Properties terdiri dari:
a.
Atterberg Limit ( LL, PL, PI
)
ASTM. D.4318
b.
Analisa besar
butir
ASTM.D 422-72
- Pengujian Engineering Properties terdiri dari :
a.
Triaxial Test ( UU & CU
)
ASTM.D 2850
b.
Konsolidasi
ASTM D
Jenis pengujian untuk contoh batuan,
- Pengujian mekanika batuan
untuk menentukan kepadatan, kekerasan , kekuatannya dengan cara :
- Supersoni waves
- Triaxial Compressive Strenght ASTM. D.2664-67
- Density, Poison’s Ratio, Modulus of elasticity ASTM 19 D.2845 – 69
- Unconfined compressive strenght
- Pengujian untuk bahan agregat :
- Relative density dan water absorption ASTM C. 128
- Analisa petrografi
- Particle size distribution ASTM 14
- Flakiness index ASTM 14
- Elongation index ASTM 14
- Relative density and absorption ASTM 14
- Bulk density ASTM 14
4.4.
Analisis dan Evaluasi Data
Analisis dan evaluasi data dimaksudkan untuk mempelajari dan mencari hubungan
dari pengaruh faktor morfologi, geologi, struktur geologi, keairan, tata lahan
dan aktivitas manusia terhadap pengelompokkan geologi teknik serta pembuatan
penilaian geologi teknik, mencakup:
- Mengklasifikasikan kemiringan lereng berdasarkan bentuk topografi daerah pemetaan/penyelidikan;
- Mencari hubungan sudut lereng/morfologi terhadap masalah geologi teknik daerah pemetaan/penyelidikan;
- Mencari hubungan dan pengaruh sifat fisik dan mekanik tanah/batuan terhadap masalah geologi teknik;
- Mencari hubungan kejadian bahaya geologi dengan kondisi geologi teknik daerah
- Menganalisis pengaruh struktur geologi terhadap masalah geologi teknik;
- Analisis daya dukung dan perosokan tanah;
- Analisis kemantapan lereng terhadap sifat fisik dan mekanik tanah/batuan;
- Penentuan satuan geologi teknik;
- Penyusunan satuan geologi teknik dilakukan dengan cara pengelompokan tanah/batuan yang mempunyai jenis yang sama atau mendekati sama dari Formasi batuan
- Tanah pelapukan berketebalan lebih dari 1 (satu) meter dipetakan sebagai tanah sedangkan kurang dari 1 (satu) meter dipetakan sebagai batuan;
- Hasil dari pengamatan lpangan baik berupa pengamatan tanah batuan, penyondiran, pengeboran tangan, masalah geodinamika (bahaya beraspek geologi) ditambah dengan data sekunder yang didapat perlu dituangkan dalam peta geologi teknik.
- Penggambaran peta dan penampang geologi teknik
- Penyusunan Laporan
Penulisan laporan yang baik dan lengkap merupakan bagian yang paling penting
dalam suatu pemetaan/penyelidikan geologi teknik. Pada dasarnya kegunaan suatu
laporan meliputi penguraian secara tepat apa-apa yang telah dipetakan/diselidiki
dan memadukan serta menerangkan hubungan geologi teknik dengan permasalahan
yang ada. Keterangan dan kesimpulan
laporan harus didasarkan atas kenyataan yang ada di lapangan.Laporan
pemetaan/penyelikan geologi teknik memuat berbagai informasi dan permasalahan
yang melatar belakangi dilakukan pemetaan serta uraian hasil analisis dan
evaluasi geologi teknik, dengan sistematika sebagai berikut:
KATA
PENGANTAR
RINGKASAN
Bab 1. PENDAHULUAN
berisi uraian mengenai latar belakang, maksud dan
tujuan, lokasi daerah pemetaan, pelaksanaan pemetaan, metoda pemetaan dan
lingkup pekerjaan.
Bab 2. GEOLOGI UMUM DAN KONDISI LINGKUNGAN
berisi uraian mengenai geomorfologi, pola aliran sungai, kemiringan lereng,
geologi umum, kegempaan, sumber daya bahan bangunan, kondisi keairan,
iklim dan curah hujan serta penggunaan lahan.
Bab 3. GEOLOGI TEKNIK
berisi uraian mengenai sebaran satuan geologi teknik, analisis data
laboratorium, masalah geologi teknik dan analisis geologi teknik.
Bab 4. EVALUASI GEOLOGI TEKNIK, berisi
uraian mengenai sifat fisik
dan
keteknikan tanah dan batuan (geologi teknik) dikaitkan dengan tujuan
pemetaan/penyelidikan
Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
berisi uraian mengenai kesimpulan dan rekomendasi.
DAFTAR PUSTAKA
5.
PENUTUP
- Data dan informasi geologi teknik sangat diperlukan dalam rencana penataan ruang dan pengembangan wilayah suatu daerah.
- Data dan informasi geologi dapat diperoleh dengan melakukan pemetaan/penyelidikan geologi teknik. Untuk itu diperlukan tatacara pemetaan geologi teknik.
DAFTAR
PUSTAKA
- ANONIM, 1980., Pedoman Penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanikan tanah, Departemen Pekerjaan Umum
- KARL TERZAGHI DAN RALPH B.PECK, 1987, Mekanika Tanah Dalam Praktek Rekayasa, Alih Bahas Ir. Bagus Wicaksono dan Ir. Benny Krisna, Penerbit Erlangga
- NOOR ENDAH DAN INDRASURYA B. MOCHTAR, 1993, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknik), Penerbit Erlangga, Jakarta.
- PAULUS, P.R., 1997, Uji Sondir, Interpretasi dan Aplikasinya untuk Perancangan Pondasi, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
- WESLEY, L.D., 1976, Mekanika Tanah dan Batuan, Penerbit Pekerjaan Umum, Cetakan ke VI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar