Selasa, 05 September 2017

SEJARAH NAMA PAPUA




            Pada abad VII, Tungki seorang pengelana dari Cina tiba di Guinea, yang dimaksud sama dengan Janggi yang merupakan bagian dari Maluku.

            Tahun 1453, ekspedisi Sangadji dan Kapitan Gurabesi dari Waigeo menaklukan beberapa wilayah di New Guinea menjadi wilayah kesultanan Tidore, dengan menyebutkan Papoua. Arti Papo adalah menyatu, bersatu. Ua artinya tidak. Sehingga Papoua artinya tidak bersatu, tetapi bagian dari Tidore. Kata Papuas dalam nama Uilha De Papua telah digunakan oleh pelaut Portugis dan Spanyol. Orang Maluku menggunakan Papuwah yang berarti orang yang berambut keriting/bergumpal-gumpal.

            Columbus sejak 1452 menemukan benua Amerika, maka Portugis dan Spanyol berlomba-lomba untuk mencari rempah-rempah. Antonio De Abreu menemukan pulau besar ini ketika mengunjungi Pulau Seram. Tahun 1526, George De Menezes menjadi Gubernur Maluku, juga menamakan Ilhas Des Papuas yang diambil dari bahasa Melayu yang merupakan kata kotor/peng-hinaan. Tahun 1528-1529 pelaut Spanyol Alvara De Saveedra dalam perjalanan kembali dari Maluku, menemukan Isla Del Oro (Pulau Emas/Island of gold) dengan demikian bangsa Barat berlomba-lomba ke tanah Irian.

            Tahun 1545 Ortiz De Rotez menyebut pulau ini New Gunea, saat itu dalam pelayaran dari Tidore menuju Peru di Amerika Selatan dengan kapalnya San Juan singgah di Tanjung Durvile, sebelah Barat sungai Mamberamo. Disini dikibarkan bandera Spanyol, sebagai pertanda wilayah itu milik negara Spanyol, karena dibandingkan daerah dan masyarakat yang sama dengan daerah Guinea di Afrika yang dalam bahasa Maroko, Gunea artinya bar-bar/hitam, selanjutnya Portugis tertarik dengan rambutnya, kemudian menyebutnya Ilhas Dos Papua (Pulau orang berambut keriting). Yacob De Lemaire dan Schouten, dua bersaudara melakukan pelayaran dari Belanda melalui selat Magelhaens tiba di Biak tanggal 25 Juli 1616, memberi nama seluruh pulau yang disinggahi itu Schouten Ei Landen. Selanjutnya pemerintah Belanda memberi nama Neuw Guinea, namun diterlantarkan dan hanya ada perdagangan dengan Halmahera, Bacan, Ternate serta Tidore. Tanggal 29 April 1945 terjadi peristiwa penggunaan istilah Papua dengan Irian Barat dan selanjutnya diumumkan oleh Frans Kaisiepo pada Konferensi Malino 18 Juni 1946. Disebut tahta iblis sejak nama Irian 29 April 1945, para sisiwa sekolah Bestir berkumpul mempersiapkan HUT Ratu Yuliana 30 April, sekaligus mencari pengganti nama Papua. Korinus Krey menceritakan asal usul Irian dan Hikayat Koreri menyebut asal usul Irian. Frans Kaisiepo, Markus Rumainum mempopulerkan nama itu. Irian diartikan Tanah Panas, kemudian dikukuhkan dengan surat pejabat residen YPK  Van Echound bahwa nama Papua diganti dengan nama Irian. Walace menyebut Tera Iondekende Binnen Lond (pedalaman yang tidak dikenali). Pegunungan Cartenz  ditemukan tahun 1632, namun baru  tahun 1936 puncak itu dicapai.

Irian Barat mulai diperhatikan oleh Belanda tahun 1828, dengan membuka pos di teluk Triton. Tapi secara nyata tahun 1898 dengan mengangkat kontrolir 8 November dan di Manukwari pada awal abad 20, dibuka pula pos-pos pelayanan zending. Disusul pos pemerintahan Jepang 1943-1944 serta Tentara Sekutu oleh Jendral Mc Arthur.

Sebenarnya Juli 1944 sebelum Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, Irian Jaya sudah dibebaskan oleh tentara Sekutu dibawah pimpinan Amerika, juga membawa tahanan dari Digul seperti Sungoro Amoprasedjo, yang dijadikan penasehat pegawai Pamong Praja di Jayapura. Selanjutnya didirikan Komite Indonesia Merdeka (KIM) Jayapura yang didukung oleh putra-putra Papua seperti Frans Kaisiepo, Marthen Indey, Silas Papare, Semuel Kawab, Korinus Krey, Lukas Rumaropen dll. Selanjutnya Dr Sam Ratulangi beserta rombo-ngannya dibuang/diasingkan oleh NICA ke Serui. Di Serui bersama-sama dengan Silas Papare, Semuel Kawab dkk. Masyarakat mendirikan PKH tanggal 29 Nopember 1946, selain itu juga mendirikan Gerakan Merah Putih, Persatuan Pemuda Indonesia dan Persatuan Semangat Kebangsaan Indonesia (1950). Tetapi YPK Van Echouud 27 Desember 1949 memproklamirkan Irian Barat terpisah dari Indonesia, akhirnya gerakan-gerakan diatas berubah menjadi gerakan di bawah tanah (klandestien) Oleh Gubernur S.L.J Van Den Burg, pemerintah Kolonial merealisasikan pemisahan Irian Barat Jaya dan mulailah Pemerintah Nederlands Nieuw Guinea hingga tahun 1962. Pemerintah Kolonial meniupkan kepada rakyat Irian, bahwa mereka adalah ras Melanesia yang berbeda dengan bangsa Indonesia. Padahal dalam Konferensi Malino, Frans Kaisiepo atas nama rakyat Irian Jaya telah mengusulkan nama Irian sebagai pengganti Papua. Belanda juga mengganti nama Nederlands Nieuw Guinea dengan West Papua dan merencanakan pengibaran bendera 1 Desember 1961 dan berjanji akan memberikan kemerdekaan, tapi kalangan pemuda pejuang pro Indonesia, terus bergerak dibawah tanah.

Persetujuan New York Agustus 1962 mengakiri konflik Indonesia >< Belanda tentang Irian Barat, namun itupun belum merupakan akhir dari segalanya. Pemerintah Indonesia masih menyelenggarakan suatu referendum bagi rakyat Irian Barat pada tahun 1969, dibawah pengawasan PBB, akhirnya secara resmi Irian Barat kembali ke pangkuan ibu pertiwi, tetapi impian masih adanya Negara Papua masih merupakan duri dalam daging dan penyelesaian masih memakan waktu.




Pada abad VII pedagang Sriwijaya menamakan wilayah tersebut Janggi, sedangkan kapal-kapal Sriwijaya yang mengunjungi Maluku dan New Guinea menyebutnya Nanggi ( bahasa Biak ) yang artinya surga, selanjutnya menjadi Janggi karena identik dengan Burung Kuning/burung Surga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jam Biologis Tubuh

Jam biologis manusia bekerja sepanjang waktu. Setiap hormon atau zat kimiawi tubuh bekerja pada jam-jam tertentu yang sudah pasti. Berp...