Jika
anda berpetualang di hutan belantara kemudian tersesat, resiko seperti ini
harus dimengerti terutama bagi petualang pemula. Oleh karena itu sebelum menjelajah
anda harus membekali diri dengan pengetahuan dasar bagaimana cara bertahan
hidup di hutan.
Pengetahuan
ini dinamakan Teknik Survival atau Bertahan Hidup. Untuk bertahan hidup ada
beberapa kondisi minimum yang harus dimiliki oleh seorang petualang, terutama dalam hal mencari dan
menemukan makan dan minum di hutan belantara.
Anda
dilarang asal-asalan memilih calon sumber makanan jika berada di hutan. Karena
calon sumber makanan itu harus lolos seleksi dahulu supaya tidak mengakibatkan
beberapa hal yang membahayakan, misal: keracunan, gatal-gatal, alergi, infeksi,
mual, mencret bahkan yang fatal dapat mengakibatkan kematian.
Menemukan Makanan di Hutan
Berikut
beberapa pedoman penting kita menemukan calon sumber makanan kita di hutan:
1. Pilih tumbuhan yang dimakan monyet/kera.
Secara genetik primata ini yang paling menyerupai manusia, otomatis makanan yang mereka makan akan lebih mudah diterima oleh pencernaan kita.
2. Anda dapat mencari atau berburu hewan
Misal: Ayam hutan, burung, jangkrik, serangga, kelelawar, katak, tikus, cacing dll
3. Hindari tumbuhan berbulu.
Tumbuhan berbulu, tidak bisa dicerna oleh organ pencernaan manusia. Kalau tetap nekat memakannya, Anda bisa mengalami iritasi organ pencernaan.
4. Hindari Tumbuhan yang mengandung banyak getah.
Tumbuhan bergetah biasanya gatal dan menyebabkan keracunan.
5. Hindari tumbuhan yang berbau tidak sedap atau menyebabkan pusing
6. Carilah umbi dari tanaman
Misal: bengkoang, talas, kentang, dll
7. Carilah Batang yang dapat dimakan.
Misal: tebu, rebung, batang pisang, dll
8. Carilah Daun yang dapat dimakan
Misal: selada air, daun paku, daun singkong, daun pakis, dll
9. Jika terpaksa carilah Jamur.
Hindari yang berwarna mencolok, baunya menyengat, mengeluarkan getah, tumbuh di kotoran hewan dan berbintik-bintik kontras.
1. Pilih tumbuhan yang dimakan monyet/kera.
Secara genetik primata ini yang paling menyerupai manusia, otomatis makanan yang mereka makan akan lebih mudah diterima oleh pencernaan kita.
2. Anda dapat mencari atau berburu hewan
Misal: Ayam hutan, burung, jangkrik, serangga, kelelawar, katak, tikus, cacing dll
3. Hindari tumbuhan berbulu.
Tumbuhan berbulu, tidak bisa dicerna oleh organ pencernaan manusia. Kalau tetap nekat memakannya, Anda bisa mengalami iritasi organ pencernaan.
4. Hindari Tumbuhan yang mengandung banyak getah.
Tumbuhan bergetah biasanya gatal dan menyebabkan keracunan.
5. Hindari tumbuhan yang berbau tidak sedap atau menyebabkan pusing
6. Carilah umbi dari tanaman
Misal: bengkoang, talas, kentang, dll
7. Carilah Batang yang dapat dimakan.
Misal: tebu, rebung, batang pisang, dll
8. Carilah Daun yang dapat dimakan
Misal: selada air, daun paku, daun singkong, daun pakis, dll
9. Jika terpaksa carilah Jamur.
Hindari yang berwarna mencolok, baunya menyengat, mengeluarkan getah, tumbuh di kotoran hewan dan berbintik-bintik kontras.
Setelah
anda menyeleksi calon makanan itu, sebelum anda makan sebaiknya anda rebus
terlebih dahulu sampai matang.
Namun
jika anda masih curiga dengan tumbuhan yang sudah anda seleksi tadi, anda dapat
mengetes sekali lagi apakah Tumbuhan dan Jamur yang anda temukan memang dapat
anda makan.
Berikut
tipsnya supaya terhindar dari kesalahan menemukan calon bahan makanan:
- Coba sayat dan gesekkan calon makanan pilihan Anda di telapak tangan dan tunggulah sekitar 5-10 menit. Jika menimbulkan iritasi jangan dikonsumsi karena bisa berbahaya untuk pencernaan. Rasa gatal itu akibat zat-zat yang terkandung di dalam daun itu. Artinya zat-zat tersebut tidak ramah untuk tubuh manusia.
- Jika tes pertama lolos, sayat tumbuhan itu kemudian oleskan di pipi, tunggu 5-10 menit. Jika menimbulkan rasa gatal, berarti anda wajib menghindarinya.
- Jika tes kedua lolos, sayat sekali lagi da oleskan di permukaan bibir anda, tunggu 5-10 menit. Jika menimbulkan gatal atau bercak-bercak di sekitar bibir, berarti anda harus membuangnya.
- Jika tes ketiga lolos, anda mulai dapat mencicipinya sedikit, kemudian tunggu 5-10 menit. Jika terasa gatal atau panas di tenggorokan atau mual atau pusing. Segera hentikan dan buang.
- Jika tes keempat lolos anda dapat mulai memasaknya dengan sedikit garam untuk menetralisir kemungkinan bakteri dan racun yang ada. Kemudian anda dapat nikmati makanan itu.
Bagaimana Menemukan Air di Hutan
Sedang
untuk memperoleh air anda dapat mendapatkannya dengan:
- Mengumpulkan dari embun pagi.
- Dari air hujan.
- Dari tetes air di ujung-ujung daun.
- Dari cerukan atau retakan batu.
- Dari perasan lumut.
- Dari buah atau tanaman yang mengandung banyak air.
Semoga
ulasan ini dapat menjadi sedikit bekal pengetahuan agar kita tidak panik dan
tetap dapat bertahan hidup jika kita tersesat di hutan dan tidak lagi memiliki
makanan dan air lagi.
Sebab
dengan makan dan minum diharapkan kita akan tetap dapat berpikir memecahkan
masalah atau untuk mencari cara agar bantuan datang.
Dalam
kondisi survival, kemampuan membuat api dapat memberikan perbedaan antara hidup
dan mati. Selain berfungsi untuk memasak makanan dan minuman, api dapat
dijadikan penghangat tubuh, menjauhkan binatang buas, membuat sinyal darurat,
penerangan shelter dsb. Dengan adanya api moral petualang akan lebih tenang.
Namun api juga dapat menjadi masalah, jika tidak dikendalikan api dapat
menyebabkan kulit terluka, karbon monoksida dalam shelter, bahkan kebakaran
hutan.
Prinsip
dasar pembuatan api.
Api
terdiri dari 3 bagian atau yang biasa disebut segitiga api. Udara, panas dan
bahan bakar. Jika salah satu dari tiga bagian itu tidak ada, maka tidak akan
ada api. Komposisi seimbang antara ketiga bagian ini dapat menghasilkan api
yang baik. Satu-satunya cara untuk mengetahui komposisi ini adalah dengan
berlatih.
Kita
juga harus melakukan persiapan dan memilih tempat yang tepat untuk membuat api.
iklim dan medan dapat dijadikan referensi dasar. perhatikan juga material dan
alat untuk membuat api. Waktu : berapa banyak waktu yang kita punya. Kebutuhan
: untuk apa kita membuat api ?. Keamanan : perhatikan juga keamanan api. Jika
kita berada di daerah hutan atau semak yang tertutup, bersihkan semak dengan cara
mengikis permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diameter minimal 1 meter di
sekitar api, dengan begitu kemungkinan api untuk menyebar dan membakar tempat
yang tidak di inginkan dapat dihindari.
Jika
kita memiliki cukup waktu, kita dapat membangun dinding api dengan menggunakan
kayu atau batu. Dinding ini dapat dijadikan reflektor dari panas api pada tubuh
kita. Dinding ini juga akan mengurangi tiupan angin kencang sehingga mengurangi
percikan api yang terbang. Namun harus di ingat bahwa kita juga perlu cukup
angin untuk menjaga pembakaran api.
Dalam
beberapa situasi, kita mungkin mengetahui bahwa sebuah perapian di bawah tanah
akan lebih baik dalam memenuhi kebutuhan kita. Dengan cara ini kita dapat
menyembunyikan api dan panas yang dihasilkan akan lebih baik untuk memasak
makanan. Contohnya :
-
Gali lubang di tanah.
-
Pada sisi yang melawan arah angin, buat lubang besar yang menghubungkan untuk
ventilasi.
Cara membuat api
pembuatan api pada lahan basah |
Cara modern :
Korek api : Pastikan korek api kita anti air dan ditempatkan pada tempat yang terlindungi.
Cermin cembung : Kita dapat menggunakan cermin dari binokular, kamera, teleskop, kaca pembesar sebagai pemicu panas. Cara lain yaitu dengan menggunakan Batere, Peluru dsb.
Cara primitif :
Kita dapat menggesek-gesekan dua buah batu atau batu dan besi hingga memunculkan percikan api.
Bajak
api
Socket.
Merupakan handle untuk memegang dan menekan gurdi, dapat dibuat dari batu,
kayu, tulang atau apa saja.
Gurdi atau bor harus lurus, tongkat kayu keras dengan diameter sekitar 2 cm dan
panjang 25 cm dengan ujung tumpul untuk menghasilkan lebih banyak gesekan.
Papan
api. Sebuah papan kayu lunak dengan tebal sekitar 2,5 cm dan lebar 10 cm. Buat
coakan sekitar 2 cm dari tepi di salah satu sisi papan berbentuk V dari tepi
papan.
Busur.
Busur dapat terbuat dari ranting kayu lentur yang masih hijau atau rotan.
Tali.
Kita dapat menggunakan kulit kayu, akar rambat dan sebagainya jika tidak
mempunyai tali.
Letakkan
sekam pada coakan papan, dan giling dengan cara memutar gurdi menggunakan
busur. Proses ini akan membuat sekam menjadi bubuk hitam dengan panas yang
cukup untuk menjadi bara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar