Minggu, 24 September 2017

Geologi Daerah Danau Toba dan Kaldera Toba.


Kawasan  Danau Toba termasuk dalam Peta Geologi sekala 1:250.000, Lembar Pematang Siantar dan Sidikalang. Kawasan ini beralaskan batuan berumur Paleo-Mesozoik dari runtunan batuan malihan berupa filit dan batusabak dengan sisipan lensa batugamping, kuarsit dan lapisan batulanau-batulumpur bagian dari satuan batuan yang dikenal sebagai Formasi Pangururan yang memiliki kisaran umur sekitar Permo-Karbon. Penamaan Formasi Pangururan di ambil karena runtunan satuan ini tersingkap baik di kawasan Pangururan sehingga diambil sebagai nama tipe lokasi.

Sebaran runtunan batuan Formasi Pangururan tersingkap baik di pantai barat Danau Toba mulai dari Pangururan, Bahabahai, Silalahi dan Harapa. Di pantai selatan mulai dari Harian Boho sampai Harian Dolok. Sementara di pantai utara Danau Toba mulai dari Haranggaol sampai Sipintu Angin. Hampir semua singkapan Formasi Pangururan ini ditutupi secara takselaras batuan gunungapi Kuarter.
Urutan satuan batuan (stratigrafi) Formasi Pangururan ini di atasnya ditindih selaras oleh runtunan breksi konglomeratan berukuran menengah – kasar, pejal yang lebih dikenal sebagai batuan “Pebbly Mudstone” dan perselingan batulumpur, batulanau, batupasir kuarsa dan batugamping berlingkungan glacial laut dangkal dari Formasi Bohorok yang keduanya diduga memiliki umur Paleozoikum atau sekitar Permo-Karbon.

Satuan batuan berumur Permo-Karbon ini dijumpai disekitar Tongging dan Harapa Utara di pantai barat Danau Toba sementara di pantai timur Danau Toba tersingkap di sekitar Dolok Sisaesae dan Sibisa sebelah tenggara Parapat.Di atas kedua runtunan batuan Permo-Karbon di endapkan secara takselaras runtunan batugamping berstruktur banding dengan sisipan baturijang berwarna pucat yang memotong batuan klastika batulumpur karbonan berstruktur silang siur, flute-cast dan lengseran kecil yang berlingkungan fluviatil laut-dangkal yang dikenal sebagai Formasi Kualu yang memiliki kisaran umur dari Trias sampai Yura

Sebaran Formasi Kualu sekitar pantai utara-timur Danau Toba di wilayah Pasir Martabun dan Sibaganding yang umumnya ditutupi secara takselaras oleh batuan Kuarter  dan tersingkap berupa jendela di bibir pantai danau Toba dan bagian bawah topografi dengan tebing terjal.

Batuan Formasi Kualu  ditutupi secara selaras kemudian di endapkan runtunan batugamping bioklasklastika, batupasir-glokonitan, batulumpur dan konglomerat dari Formasi Sibaganding yang memiliki kisaran umur dari Kapur sampai Eosen. Satuan batuan ini berlingkungan sublitoral laut terbuka berlanjut ke fluviatil. Lokasi tipenya berada di daerah Sibaganding di tepi timurlaut Danau Toba.

Peta Geologi Lembar Sidikalang Skala 1:250.000 (kiri) dan Karelasi Satuan Peta (formasi batuan) yang memperlihatkan hubungan lateral dan vertikan satuan-satuan tersebut.

Batuan Formasi Sibaganding di tutupi oleh endapkan runtunan satuan batupasir-kuarsa, glokonitan, dan konglomerat setempat menyerpih dan batulumpur. Berdasarkan sebaran fosil di satuan ini maka disimpulkan bahwa Formasi ini  berlingkungan fluviatil sampai sublitoral dan memiliki kisaran umur Kapur sampai Oligosen.

Di atas Formasi Sibaganding secara selaras di endapkan Formasi Parapat yang memiliki karakterisitk batuan klastika terdi atas batupasir kuarsa, konglomerat dan batupasir glokonitan di bagian atasnya yang secara menerus berubah menjadi agak menyerpih dan mengandung batulumpur gampingan. Berdasarkan kandungan fosil foram menunjukkan kisaran umur Miosen Awal–Tengah, dan berlingkungan fluviatil sampai sublitoral.

Formasi Parapat ini diduga memiliki kesebandingan dengan Formasi Haranggaol yang terdiri atas tuf-sela dan tuf yang mengandung gelas dengan matriks berwarna ungu. Sebaran Formasi Haranggaol tersebar di sekitar Haranggaol di pantai utara Danau Toba dan umumnya menutupi secara takselaras batuan yang lebih tua. 

Jam Biologis Tubuh

Jam biologis manusia bekerja sepanjang waktu. Setiap hormon atau zat kimiawi tubuh bekerja pada jam-jam tertentu yang sudah pasti. Berp...