Sabtu, 31 Maret 2018

Jam Biologis Tubuh


Jam biologis manusia bekerja sepanjang waktu. Setiap hormon atau zat kimiawi tubuh bekerja pada jam-jam tertentu yang sudah pasti. Berpegang pada itu, masalah kesehatan sebenarnya bisa kita Anda antisipasi bila kita mengetahui jam biologis tersebut, misalnya kapan waktu yang tepat untuk berhubungan seks yang tepat, kapan waktu  makan yang menguntungkan organ pencernaan, atau kapan waktu yang pas untuk tidur. Perubahan level hormon dalam tubuh dan dampaknya terhadap kesehatan memang sudah lama diteliti oleh para ahli, dan inilah hasilnya.

PAGI

05.00:
Tubuh menghasilkan hormon-hormon penting untuk memperbaiki jaringan sel dan memperkuat tulang. Tubuh berada pada kondisi maksimal untuk tidur, karena tubuh menghasilkan hormon melatonin. Orang yang bekerja shift malam akan merasa sangat mengantuk pada jam ini.

06.00:
Waktunya wanita dan pria berada pada puncak kesuburan. Tingginya hormon testosteron pada pria dan wanita menyebabkan tingginya dorongan seks. Bila Anda tak ingin hamil, jangan lakukan hubungan seks pada waktu ini.

07.00:
Hormon antiradang berada pada tingkat paling rendah, sejalan dengan menurunnya suhu otot. Pada jam ini tubuh terasa kaku dan sakit. Bagi penderita rematik, jam ini sungguh sangat menyiksa.

08.00:
Tekanan darah dan suhu tubuh meningkat karena hormon kortisol (hormon stres) meningkat. Pada periode ini lazim terjadi serangan jantung.

09.00:
Saatnya makan. Sistem pencernaan pada kondisi paling efisien karena metabolisme lebih aktif pada saat ini daripada di jam-jam lain, sehingga  lemak yang diserap jadi lebih mudah terbakar.

10.00:
Kondisi terjaga yang maksimal, otak dalam kondisi paling tajam dan jernih. Ingatan jangka pendek dan kemampuan memusatkan pikiran sangat optimal, sehingga jam ini merupakan saat tepat untuk mengerjakan pekerjaan yang mengandalkan pikiran.

11.00:
Sistem imunitas tubuh menurun, karena sel darah putih yang bertugas melawan infeksi dan penyakit kurang aktif. Pada jam ini seseorang mudah terserang penyakit.
IANG

Kejadian stroke meningkat sampai  50 persen  pada jam ini karena tekanan darah meningkat. Tingginya tekanan darah dapat menegangkan pembuluh darah karena tersumbat oleh simpanan lemak, sehingga bisa berakibat pecahnya pembuluh darah.

13.00:
Saatnya ginjal bekerja keras, mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Saat ini Anda sering ke kamar kecil.

14.00:
Prioritas tubuh yang utama adalah mencerna makanan karena energi menurun. Merasa sangat mengantuk sangat lazim pada jam ini. Beberapa negara menerapkan jam istirahat agak panjang.

15.00:
Hormon endorphine atau hormon penghilang rasa sakit, meningkat pada jam ini. Artinya, proses penyembuhan terjadi pada waktu ini.

16.00:
Hormon adrenalin dan suhu tubuh berada pada kondisi paling tinggi. Saat inilah waktu paling tepat untuk berolahraga. Jam ini juga paru-paru  berfungsi maksimal.

17.00:
Tingginya produksi hormon serotonin membuat Anda merasa gembira pada jam ini. Ditambah jam pulang kantor yang ditunggu-tunggu, Anda merasa lebih gembira
MALAM

18.00:
Terasa panas di perut bagian atas, karena pada jam ini lambung memproduksi lebih banyak asam. Bila makan pada jam ini, Anda akan mengalami gangguan pencernaan.

19.00:
Waktu yang pas untuk makan malam, karena tubuh mulai santai sehubungan dengan tubuh yang memproduksi hormon melatonin yang membuat Anda siap tidur malam.

20.00:
Hati mempersiapkan enzim untuk memecah alkohol. Bagi Anda yang ingin mengonsumsi alkohol, minumlah pada jam ini, karena setelah dua jam, enzim akan turun kembali.

21.00:
Bila Anda sedang sakit, Anda butuh penghilang rasa sakit. Pada jam ini hormon endorphine turun drastis.

22.00:
Sistem imunitas meningkat, tubuh Anda siap melawan kuman.

23.00:
Alergi Anda mulai bergejolak  karena kadar histamin meningkat.
nda yang sedang hamil tua, bersiaplah menghadapi kontraksi, karena hormon progesteron (hormon pemicu kontraksi) sedang dalam kondisi optimal.

01.00:
Waktu terbaik bagi tubuh untuk memulihkan diri, jadi Anda harus tidur pada jam ini. Namun  bila Anda penderita penyakit asam urat, rasa sakit akan menyerang karena kadar asam urat meningkat pada jam ini.

02.00:
Kulit Anda menyerap nutrisi paling baik. Itu sebabnya perusahaan kosmetik menciptakan krim malam untuk menutrisi kulit. Pada jam ini tubuh juga memproduksi hormon yang memperlambat aktivitas kandung kemih, sehingga Anda tak perlu bangun untuk buang air kecil.

03.00:
Serangan asma terjadi pada dini hari karena rendahnya hormon adrenalin dan zat antiradang dalam tubuh.

04.00:
Di jam ini kematian sering terjadi di rumah sakit. Penyebabnya adalah turunnya tekanan darah saat pasien tidur lelap.

Jumat, 30 Maret 2018

tata Cara Pendiskripsian Mineral

Sifat Fisik Mineral
            Pada praktikum Mineralogi, praktikan diwajibkan untuk dapat mengetahui sifat-sifat fisik mineral pada saat pendeskripsian mineral. Pendeskripsian mineral dilakukan dengan mengamati sifat-sifat fisik mineral secara determinasi. Sifat-sifat tersebut adalah : warna, cerat atau gores, kilap, perawakan, belahan, kekerasan, sifat dalam, berat jenis dan kemagnetan. Semua sifat-sifat tersebut memiliki nilai atau patokan tertentu sesuai dengan jenisnya. Dalam pendeskripsian mineral, juga ditentukan system kristal, komposisi atau rumus kimia, kelas dan grup mineral serta asosiasi dan kegunaan mineral tersebut
      Setiap jenis mineral mempunyai sifat fisik tertentu. Dengan mengenali sifat-sifat ini maka setiap jenis mineral dapat dikenal meskipun tidak semua sifat fisiknya secara khusus tidak memerlukan alat yang rumit. Adapun sifat fisik yang duselidiki dalam praktikum ini adalah:
1.      Warna (colour)
2.      Kilap (Luster)
3.      Gores (Streak)
4.      Kekerasan (Hardness)
5.      Belahan (Cleavage)
6.      Pecahan (Fructure)
7.      Perawakan kristal (Cristal Habit)
8.      Berat jenis (Specfic Gravity)
9.      Daya tahan terhadap pukulan (Tenacity)
10.  Kemagnitan
11.  Kelistrikan
12.  Daya lebur mineral

1  Warna (Colour)
Bila suatu permukaan mineral terkena cahaya, maka cahaya yang mengenai sebagian mineral akan diserap (adsorpsi) dan sebagian lagi dipantulkan (refleksi).Warna penting untuk membedakan antara mineral akibat pengotoran dan warna asli yang berasal dari elemen utama pada mineral tersebut. Warna mineral yang tetap dan tertentu karena elemen utama pada mineral disebut dengan Idiochromatic.
Misal  :    Sulfur      :  Kuning
                Magnetit  :  Hitam
                Pyrite       :  Kuning Loyang
Warna mineral akibat adanya campuran atau pengotoran dengan unsur lain, sehingga memberikan warna yangberubah tergantung pada pengotoran disebut dengan Allochromatic.
            Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi warna dari mineral adalah :
-      Komposisi kimia
-      Struktur kristal dan ikatan atom
-      Pengotaran dari mineral
Contoh pengotoran dari mineral:
Ø  Pengotoran mineral.
Contoh :       - Silika             = Tidak berwarna
- Jasper            = Merah

2.Cerat (Streak)
Gores adalah merupakan warna asli dari mineral apabila mineral ditumbuk sampai halus. Gores ini sangat penting untuk membedakan dua warna mineral yang sama tetapi goresannya berbeda.
Hal ini dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada permukaan yang kasar pada porselein. Tetapi apabila mineral mempunyai kekerasan diatas 6, maka dapat dicari dengan menumbuk mineral sampai halus.
Mineral yang berwarna terang atau tidak berwarna biasanya mempunyai gores warna putih.
Contoh  :    Quartz      :   Putih
                   Gypsum   :   Putih
                   Calcite     :   Putih
Mineral bukan logam dan berwarna gelap akan memberi gores yang lebih terang dari mineralnya sendiri.
Contoh  :  - leucite warna abu-abu goresnya putih.
                - Dolomite warna kuning sampai merah jambu goresnya putih.
Mineral yang mempunyai kilap logam kadang-kadang mempunyai warna gores yang lebih gelap dari warna mineralnya sendiri.
Contoh  :  - Pyrite, warna kuning loyang, gores hitam.
                - Copper, warna merah tembaga, gores hitam.
                - Hematite, warna abu-abu kehitaman, gores merah.
Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang sama.
Contoh  :    - Cinnabar, warna dan gores merah.
- Ma gnesite, warna dan gores hitam.
- Lazurite, warna dan gores biru.
3 Kilap (Luster)
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah mineral yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan dan pembiasan.
Intensitas kilap tergantung dari indeks bias mineral. Apabila makin besar indeks bias mineral, makin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan.
Secara garis besar kilap dibedakan atas tiga bagian, yaitu:
1.      Kilap Logam (Metallic Luster).
Mineral yang mempunyai indeks bias sama dengan 3 atau lebih, maka mineral tersebut mempunyai kilap seperti logam.contoh: Galena (PbS), Magnetit (Fe3O4), Native metal, Sulfida, Pyrite.
2.      Kilap Sub-Metalik (Sub-Metallic Luster).
Kilap ini biasanya dimiliki olem logam yang mempunyai indeks bias antara   2,6-3.Contoh: Cuprite (Cu2O), Hematite (Fe2O3), Cinnabar (Hgs).
3.      Kilap Bukan Logam (Non Metallic Luster).
Mineral-mineral yang mempunyai mwarna terang  yang dapat membiaskan dengan indeks bias 2,5. gores dari mineral ini biasanya berwarna  atau berwarna muda.kilap ini terdiri atas beberapa bagian, antara lain:
1.      Kilap kaca (Vitreous Luster).
Kilap yang ditimbulkan oleh permukaan kaca atau gelas.
Contoh  :    Quartz, Carbonates, Sulphates, Silicates, Spinel, Garnet, Leucite, Flourite, Corundum dan Halite.
2.      Kilap Intan (Adamantine Luster).
Kilap yang sangat cemerlang yang ditimbulkan oleh intan atau permata.
Contoh  :    Diamond, Cassiterite, Sulphur, Sphalerite, Zircon dan Rutile.
3.      Kilap Lemak (Greasy Luster).
Kenampakan kilap dari suatu mineral seperti lemak atau sabun.
Contoh  :    -Napheline yang sudah teralterasi
                   -Halite yang sudah terkena udara
4.      Kilap Lilin (Waxy Luster).
Kenampakan dari suatu mineral seperti lilin yang khas.
Contoh  :    Serpentine, cerargyrite.
5.      Kilap sutera (Silky Luster).
Kilap seperti sutera yang terdapat pada mineral-mineral yang paralel atau berserabut.
Contoh  :    Asbestos, Selenite, Serpentine, Hematite.
6.      Kilap mutiara (Pearly Luster).
Kilap yang ditimbulkan oleh mineral transparan yang berbentuk lembaran dan menyerupai mutiara.
Contoh  :    Talc, Mica, Gypsum.
7.      Kilap Tanah (Earthy Luster).
Kilap yang ditunjukkan oleh mineral yang porous dan sinar yang masuk tidak dipantulkan kembali.
Contoh  :    Kaoline, Montmorilonite, Chalk, Diatomea, Pyrolusite.
Tidak sulit untuk membedakan antara kilap logam dengan kilap bukan logam.Tetepi, untuk membedakan jenis-jenis kilap bukan logam akan sulit sekali. Padahal perbedaan inilah yang sangat penting dalam diskripsi mineral, karena dapat untuk menentukan jenis suatu mineral tertentu.

4 Perawakan (Habit)
Perawakan ditentukan dari karakteristik kristal. Bentuk yang sempurna larang dijumpai di alam karena pertumbuhan kristal sering mengalami gangguan.
Kebiasaan mengkristal suatu mineral disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentukkristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupn kelompok-kelompok.
Bentuk khas di alam ditentukan oleh bidang yang membangunnya termasuk bentuk dan ukuran relative dari bidang-bidang tersebut. Meski perawakan kristal bukan merupakan cirri mineral yang tetap (karena factor tersebut di atas), namun ada beberapa perawakan kristal yang seringkali terdapat pada jenis-jenis mineral tertentu pula, sehingga perawakan kristal dapat masih dapat juga sebagai suatu ciri yang dapat dipergunakan dalam penentuan jenis mineral.
Contoh :
-          Mika selalu menunjukkan perawakan kristal yang mendaun atau  melapis.
-          Amphibol (hornblende, Tremolite) selalu menunjukkan perawakan kristal yang meniang.
Perawakan kristal selaludibedakandalam 3 golongan menurut Richard M. Pearl, 1957, yaitu :
A.      Elongated Habits (Meniang atau berserabut)
1.      Meniang (Columnar) :  Bentuk kristal prismatic menyerupai bentuk tiang. Contoh: Tourmaline, Pirolusite, Wallastonite.
2.      Menyerat (Fibrous) :  Bentuk kristal yang menyerupai serat-serat kecil. Contoh: Asbestos, Gypsum, Silimanite, Tremolite, serpentin, Pyrophylite.
3.      Menjarum (Acicular) :  Bentuk kristal yang menyerupai jarum-jarum kecil. Contoh: Natrolite, Glaucoplane.
4.      Menjaring (Recticulate) :  Bentuk kristal kecil panjang yang tersusun menyerupai jarring. Contoh: Rutile, Cerrusite.
5.      Membenang (Filiform) :  Bemtuk kristal kecil-kecil dan menyerupai benang. Contoh: Silver
6.      Merambut (Capillary) :  Bentuk kristsl kecil-kecil yang menyerupai rambut. Contoh: Cuprite, Bysolite.
7.      Mondok (Stout, Stubby, Equant) :  Bentuk kristal pendek, gemuk, sering terdapat pada kristal-kristal dengan sumbu C lebih pendek dari sumbu lainnya. Contoh: Zircon.
8.      Membintang (stellated) :  Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bintang. Contoh: pirofilit.
9.      Menjari (Radiated) :  Bentuk-bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk jari-jari. Contoh; Marcasit, Natrolit.

B.      Flattened Habits (Lembaran tipis)
1.      Membilah (Bladed) :  Bentuk kristal yang panjang dan tipis menyeripai bilah kayu, dengan perbandingan antara lebar dengan tebal sangat jauh. Contoh: Kyanite, Glauchopane, Kavalerite.
2.      Memapan (tabular) :  bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, dimana lebar dengan tebal tidak terlalu jauh. Contoh: Barite, Hematite.
3.      Membata (Blocky) :  Bentuk kristal tebal menyerupai bentuk bata dangan perbandingan antara tebal dan lebar hamper sama. Contoh: Microcline.
4.      Mendaun (Foliated) :  Bentuk kristal pipih dengan melapis (lamellar) perlapisan yang mudah terkelupas. Contoh: Mika, Talc, Chlorite.
5.      Memencar (Divergent) :  Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk Kipas terbuka.Contoh: Gypsum,Millerite.
6.      Membulu (Plumose) :  Bentuk kristal yang tersusun membentuk tumpukan bulu. Contoh: Mika.

C.      Rounded Habits (Membutir)
1.      Mendada (Mamillary) :  Bentuk kristal bulat-bulat yang menyerupai buah dada. Contoh:  Malachite, Opal.
2.      Membulat (Colloform) :  Bentuk kristal yang menunjukkan permukaan yang bulat-bulat. Contoh: Cobaltite, Bismuth, Goethite.
3.      Membulat Jari (Colloform Radial) :  Bentuk kristal yang membulat dengan struktur dalam memencar menyerupai bentuk Jari. Contoh: Pyromophyte.
4.      Membutir (Granular) :  Kelompok kristal kecil yang berbentuk butiran. Contoh: Chromite, Olivine, Cinnabar.
5.      Memisolit (Pisolitic) :  Kelompok kristal lonjong sebesar kerikil, seperti kacang tanah. Contoh: Opal, Pisolitic, Limestone.
6.      Stalaktit (Stalactitic) :  Bentuk kristal yang membulat dengan litologi gamping. Contoh: Goethite.
Mengginjal (Reniform) :  Bentuk kristal yang menyerupai bentuk ginjal. Contoh: Hematite.

5 Belahan (Cleavage)
Belahan adalah kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah tertentu. Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas elastisitas dan plastilitasnya, maka pada akhirnya mineral akan pecah.
Bila pecahannya teratur mengikuti arah permukaan yang sesuai dengan struktur kristalnya, maka disebut belahan sempurna. Belahan mineral akan selalu sejajar dengan bidang permukaan kristal yang rata karena belahan merupakan gambar dari struktur dalam dari kristal.
Belahan tersebut akan menghasilkan kristal yang lebih kecil yang setiap bagian dibagi oleh bagian yang rata. Berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahannya, belahan dapat dibagi menjadi:
1.      Belahan sangat sempurna (perfect)
Bila mineral mudah terbelah arah belahannya yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.
Contoh:  Calcite,muskovit, galena dan halite.
2.      Belahan Sempurna atau baik
 Bila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rapi tetapi    dapat juga terbelah memotong atau tidak melalui bidang belahannya.
Contoh:  Feldspar, Rhodomite, Augite, Diopside.
3.      Belahan jelas atau tegas
Bila belahan mineral dapat terlihat jelas tetapi mineral tersebut sukar membelah pada bidang belahannya dan tidak rata.
Contoh:  Straurolite, Feldspar, Scapolite, Hornblende dan Scheelite.
4.      Belahan buruk atau tidak jelas
Bila arah belahan masih terlihat, tetapi kemungkinan untuk membelah belahan dan pecahan sama besar.
Contoh:  Beryl, Corundum, Magnetite, Platinum, Gold.
5.      Belahan tidak sempurna.
Apabila sudah tidak terlihat arah belahannya dan mineral akan pecah dengan permukaan yang tidak rata.
Contoh:  Apatite, Cassiterite, Native, sulfur


6 Pecahan (Fracture)
Apabila suatu mineral mendapatkan suatu tekanan yang melampaui batas elastisitas dan plastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah. Bila cara pecahnya tidak teratur disebut dengan pecahan.Pecahan dapat dibedakan atas:
1.      Choncoidal
Yaitu bentuk pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol atau kulit bawang.
Contoh :  Quartz, Cerrusite, Obsidian, Rutile, Zincite, Anglesite.
2.      Hackly
Yaitu bentuk pecahan mineral seperti pecahan besi runcing-runcing dan tajan serta kasar tak beraturan atau seperti bergerigi.
Contoh :  Copper, Platinum, Silver, Gold.
3.      Even
Yaitu bentuk pecahan mineral dengan permukaan bidang kecil-kecil Dengan ujung pecahan mendekati bidang datar.
Contoh :  Muscovite, Biotite, Talc, Lempung.
4.      Uneven
Yaitu bentuk dari pecahan mineral yang menunjukkan permukaan bidang pecahannya kasar dan tidak teratur. Hampir 70% mineral mempunyai pecahan jenis ini.
Contoh :  Calcite, Marcacite, Chromite, Orthoclase, Rutile, Rhodonite, Pyrolusite dan Geothite.
5.      Splintery
Yaitu apabila pecahan mineralnya hancur menjadi kecil-kecil dan tajam menyerupai benang atau berserabut.
Contoh :  Flourite, Antigorite, Anhydrite dan serpentine.
6.   Earthy    
      Yaitu apabila pecahan mineral han cur seperti tanah.
Contoh :  Kaoline, Biotite, Muscovite dan Talc.

7 Kekerasan (Hardness)
Kekerasan mineral pada umumnya diartikan sebagai daya tahan mineral terhadap goresan (scratching). Pada tahun 1822, Mohs dari Australia mengadakan penentuan mineral secara kualitatif berdasarkan kekerasan mineral. Skala kekerasan relatif (Scale of relative hardness).
Berdasarkan penentuen-penentuan kualitatif kekerasan bahwa interval-interval dari skalaMohs sama besar kecuali 9 dan 10. Maka meskipun skala Mohs bersifat kualitatif, namun sangat cocok untuk membandingkan kekerasan relatf dari mineral dan skala ini akan selalu dipakai.
Penentuan kekerasan relatif mineral ialah dengan jalan menggoreskan mineral standar dari skala Mohs yang sudah diketahui kekerasannya.
Skala relatif  mineral dari Mohs adalah:
Tabel 3.1  Skala Mohs
    Skala kekerasan
            Nama Mineral
       Rumus Kimia
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Talc
Gypsum
Calcite
Flourite
Apatite
Orthoclase
Quartz
Topaz
Corundu
Diamond
Mg3Si4O10(OH)2
CaSO4.2H2O
CaCO3
CaF2
Ca5(PO4)3F
K(AlSi3O8)
SiO2
Al2SiO4(FOH)2
Al2O3
C

Misalnya  suatu mineral digores dangan calcite (H = 3) ternyata mineral tidak tergores tetapi dapat tergores dengan fluorite, maka mineral tersebut mempunyai kekerasan 3-4.Dapat pula menentukan kekerasan dangan mempergunakan alat-alat sederhana di sekitar kita seperti:
·        Kuku jari manusia              H  =  2,5
·        Kawat tembaga                 H  =   3
·        Pecahan kaca                    H  =  5,5
·        Pisau baja                           H  =  5,5
·        Kikir baja                           H  =  6,5
·        Lempeng baja                   H  =   7
            Bilamana suatu mineral tidak tergores oleh kuku manusia tetapi dapat tergores oleh kawat tembaga, maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.

8 Sifat Dalam (Tenacity)
Tenacity adalah suatu daya tahan mineral terhadap pemecahan, pembengkokan, penghancuran dan pemotongan. Macam-macam tenacity :


1.      Brittle
Yaitu apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus. Contoh: Calcite, Quartz, Marcasite, Hematite.
2.      Sectile
Yaitu apabila mudah terpotong dangan pisau dengan tidak berkurang menjadi tepung. Contoh: Gypsum, Cerargyrite.
3.      Malleable
Yaitu apabila mineral ditempa dengan palu akan menjadi pipih. Contoh: Gold, silver, Copper.
4.      Ductile
Yaitu apabila mineral ditarik dapat bertambah panjang dan apabila dilepaskan maka mineral tidak akan kembali seperti semula. Contoh: Silver, Copper, Olivine.
5.      Flexible
Yaitu apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan mudah. Contoh: Talc, Gypsum, Mika.
6.      Elastic
Yaitu apabila mineral dapat merenggang bila ditarik dan kembali seperti semula apabila  dilepaskan. Contoh: Muscovite, Hematite tipis.

9 Berat Jenis (Specific Gravity)
Berat jenis adalah merupakan angka perbandingan antara berat seatu mineral dibandingkan dengan berat air pada volume yang sama.Cara umum untuk mengukur berat jenis adalah dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu diluar air. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat mineral dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.

Dalam penentuan berat jenis dipergunakan alat-alat:
1.  Piknometer
2.  Timbangan analitik
Beberapa kebiasaan mineral dan asal mulanya (Klein & Hurlbut, 1993)
3.   Gelas ukur

10 Kemagnitan
       Kemagnitan adalah sifat mineral terhadap gaya magnit. Dikatakan sebagai feromagnetik bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti mineral magnetit dan phirotit.
Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut dengan diamagnetik, dan mineral yang hanya tertarik dengan gaya kuat dari elektromagnetik disebut paramagnetik.


  


11 Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)
Ilmu tentang kimia mineral sudah dimulai pada abad ke 19 yang didasarkan atas hokum komposisi tetap, teori atom dari daftar dan kemajuan dalam analisa kuantitatif perkembangan ilmu ini sangat membantu dan mengintegrasikan data dalam hasil analisa.
Kimia mineral adalah ilmu yang mempelajari sifat – sifat mineral dari suatu mineral penyusun batuan yang meliputi reaksi reduksi, dan oksidasi.
Ada beberapa cara untuk mengetahui sifat kimia atau kandungan kimia suatu mineral yaitu dengan metode.
1.      Menggunakan Larutan HCl
Biasanya pada metode ini digunakan tiga mineral untuk di ujiyaitu kwarsa, calsite, dan dolomite. Metode ini dilakukan dengan cara menetesi larutan HCl pada mineral yang di uji dengan pipet tetes. Dan adapun hasil dari pengamatannya pada umumnya calsite akan menghasilkan gelembung berupa gas Carbonat (CO3) sedangkan kwarsa tidak akan menghasilkan reaksi apapun.
2.      Analisa kimia mineral dengan metode kualitatif dengan cara pemanasan.
Metode ini dilakuakan dengan membenihkan kawat platina dengan menggunakan spritus dan HCl serta dipanaskan berulang kali. Lau memasukkan pltina  tadi kedalam borax (NaBO7) hingga terbentuk mutiara borax yang jernih. Masukkanmutiara tadi kedalam tepung mineral panaskan dengan api oksida catat perubahan warna pada saat panas dan dingin.laukan hal diatas sekali lagi tapi mutiara borax yang sudah dimasukkan kedalam tepung mineral di panaskan dengan api reduksi. Catat segala segala perubahan yang terjadi setelah itu cocokkan kedalam table Kraus.
Tabel 3.2 Kraus
No.
Warna Nyala
Mengandung
1.
Merah sampai merah tua
Sr (Strosium)
2.
Merah tua sampai kuning
Li (Litium)
3.
Merah jingga sampai merah bata
Ca (Calium)
4.
Kuning
Na (Natrium)
5.
Kuning kehijaun
Ba (Barium)
6.
Hijau zamrud
Th (Thorium)
7.
Hijau cemerlang
B (Boron)
8.
Hijau pucat sampai putih
Sb (Stibium)
9.
Biru samapai hijau
Cu (cuprum)
10.
Biru abu-abu
Ar (Arsen)
11.
Biru pucat sampai abu-abu kebiruan
Pb (plumbum)
12.
Violet
K (kalsium)

Penyelidikan sifat-sifat kimia dari mineral terbagi atas :
1.      Penyelidikan Kering Tampa Reagensia
Pada penyelidikan ini yang diamati adalah :
-  Perubahan warna : warna sebelum dan sesudah dipanasi.
-  Perubahan warna nyala api di cocokkan dengan layer merwin table
-  Pelatikan misalnya pada pemanasan pyrite
-  Pengarangan misalnya pada batu bara
-  Peleburan
-  Kemagnetan misalnya mneral pyrite sebelum dipanasi non magnetit setelah dipanasi menjadi magnetit
2.      Penyelidikan basa dengan ragensia.
3.      Pengujian khusus dengan meagendigunakan untuk memisahakan atau membedakan antara calcite dan aragonite.

Jam Biologis Tubuh

Jam biologis manusia bekerja sepanjang waktu. Setiap hormon atau zat kimiawi tubuh bekerja pada jam-jam tertentu yang sudah pasti. Berp...